top of page

MAAG VS GERD

Writer's picture: HPH Network IndonesiaHPH Network Indonesia

source : freepik.com

Sobat health promoters pasti familiar dengan penyakit maag kan? Tapi siapa sangka, penyakit maag ini cukup sering disamakan dengan GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease. Sobat health promoters tau nggak sih bedanya kedua penyakit ini?

Maag merupakan penyakit yang menyerang lambung dikarenakan kelebihan kadar asam lambung, yang akhirnya menyebabkan sakit perut seperti mulas dan perih pada perut, serta perasaan terbakar pada ulu hati. Sedangkan GERD merupakan kondisi dimana aliran balik isi lambung ke esofagus atau kerongkongan. GERD dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja, namun pada orang normal GERD ini biasanya terjadi dalam posisi duduk tegak. Orang yang memiliki maag dapat berpotensi memiliki GERD.

Maag dan GERD juga memiliki perbedaan pada gejalanya. Maag biasanya ditandai dengan perasaan tidak nyaman pada perut bagian atas atau pada bagian ulu hati. Ada beberapa kondisi yang menjadi tanda atau gejala maag, yaitu perut terasa penuh saat makan, perut terasa tidak nyaman setelah makan. Ada rasa nyeri pada ulu hati, bersendawa dan buang angin, lalu perut kembung pada bagian atas, hingga mual dan muntah. Sedangkan pada GERD, biasanya ditandai dengan adanya perasaan atau sensasi terbakar pada dada atau heartburn. Selain sensasi terbakar pada dada, terdapat beberapa gejala GERD lainnya, seperti nyeri dada, makanan atau asam lambung terasa naik ke atas kerongkongan, kesulitan menelan dan rasa mengganjal pada kerongkongan.

Maag terjadi karena adanya iritasi pada dinding lambung, sehingga pada saat asam lambung naik atau adanya luka pada lambung, dinding lambung berisiko mengalami iritasi yang akhirnya memicu terjadinya beberapa gejala di atas. Berbeda dengan maag, jika maag disebabkan oleh iritasi pada dinding lambung, GERD disebabkan oleh melemahnya cincin esofagus sehingga tidak dapat menahan makanan kembali ke kerongkongan dan cairan dari lambung. GERD juga disebabkan dari beberapa faktor, pada orang dewasa ada beberapa faktor yang akhirnya melemahkan tekanan otot kerongkongan. Coklat, obat-obatan, alkohol, dan rokok menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lemahnya tekanan otot kerongkongan.






sumber :

- RISTIYA, I. S. (2019). EVALUASI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN PPI (Protont Pump Inhibitor) PADA PENDERITA GERD (Gastro-oesophageal Reflux Disease) RAWAT INAP DI RSUD KOTA MADIUN (Doctoral dissertation, STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN).

- Fitri, R. (2013). Deskripsi Pola Makan Penderita Maag pada Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Universitas Negeri Padang, hal, 4.

3 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Copyright © IHPNet 2021

  • Facebook
  • Twitter
  • YouTube
  • Instagram
bottom of page